Salah satu pondasi dalam membangun organisasi yang baik adalah dengan menjunjung tinggi supremasi hukum termasuk didalamnya aturan-aturan organisasi. Seorang Inspirator akan menjadi tauladan dengan bersikap anti tebang pilih dalam menegakkan kebenaran, keadilan dan supremasi hukum.
“Gadoh aneuk meupat jrat, gadoh hukom ngon adat pat tamita?” (Hilang anak masih ada kuburan yang bisa kita lihat, tetapi jika hukum dan adat yang hilang kemana kita mencarinya). Ini adalah ungkapan terkenal yang diucapkan Sultan Iskandar Muda sesaat sebelum dia memutuskan untuk memancung anaknya sendiri, seorang putra mahkota Kerajaan Aceh, Putra Mahkota Meurah Pupok. Apa gerangan penyebabnya? Mari kita ikuti kisahnya terlebih dahulu. Sultan Iskandar Muda menurut sejarah merupakan sultan terbesar Aceh yang mampu membawa Aceh menjadi kerajaan yang disegani. Pada masa pemerintahannya dikenal filosofis rakyat Aceh yaitu adat bak Poteu meureuhom, Hukom bak Syiah kuala, Qanun bak Putroe Phang, reusam bak Laksamana. Kata-kata ini yang menginspirasi kerajaan dan masyarakatnya untuk mengatur kehidupan sesuai dengan prinsip penegakan keadilan dan kebenaran demi kesejahteraan rakyat. Tak disangka dalam terjadilah peristiwa yang mengusik hati nuraninya, peristiwa besar dimana putra mahkota dilaporkan telah berbuat zina terhadap istri seorang perwira kerajaan. Maka dengan tegas dan disaksikan orang-orang di sekelilingnya, Sultan memerintahkan untuk membawa putranya ke hadapannya untuk dilakukan hukum pancung seperti aturan yang telah ditulis dalam hukum kerajaan. Para jajaran pembesar kerajaan merasa bingung dan tercengang mendengar perintah tersebut bahkan ada yang mengusulkan mencari pemuda lain sebagai gantinya untuk dijadikan kambing hitam. Tapi dengan tegas Sultan menolak dan berkata,”Akulah yang menegakan hukum di negeri ini dan kepada siapapun yang bersalah tidak terkecuali terhadap keluargaku sendiri harus dihukum. Kerajaan ini kuat karena hukum yang ditegakkan dan adanya keadilan”. Kemudian dilanjutkan dengan ungkapan diatas yang sangat terkenal itu. Dan secara konsisten kemudian sultan memberikan hukuman pada anaknya. Belakangan diketahui ada konspirasi yang memang ingin menjebak putra mahkota kerajaan Aceh.
Sultan Iskandar Muda adalah inspirasi bagi teman-teman calon pemimpin masa depan agar tetap konsisten dan berani pada penegakan kebenaran, keadilan dan supremasi hukum. (Dikompilasi dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar